Opini : Kenapa Industri Sepeda Motor Lokal Indonesia Kurang Berkembang

Indonesia dengan hampir 250 juta penduduknya merupakan salah satu pangsa pasar sepeda motor terbesar didunia setelah Tiongkok (Cina) dan India. Banyak perusahaan sepeda motor yang bermarkas diseberang laut sana berlomba lomba mencoba mengempur duo raksasa pabrikan asal Jepang (Honda dan Yamaha) yang sudah lama mengusai pangsa pasar sepeda motor Indonesia. Tidak hanya dari lain negara, sesama pabrikan Jepang (Suzuki dan Kawasaki) saja juga sama sama mencoba peruntungan melawan Honda dan Yamaha.

800px-Megelli_Sports_motorcycleMenurut data AISI (Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia) yang beranggotakan Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki, Kanzen dan TVS pada tahun 2014 saja ada lebih dari 7 juta unit dengan Honda Beat sebagai salah satu motor yang paling banyak wira wiri dijalan. Jutaan unit yang terdata oleh AISI tersebut belum termasuk ribuan unit motor merk lain yang tidak tergabung dengan AISI. Nah, dari jutaan unit tersebut adakah motor dengan merk Indonesia  yang benar benar diminati masyarakat Indonesia?

Indonesia sendiri sebenarnya sudah memiliki banyak produsen sepeda motor lokal seperti Kanzen (yang sekarang entah bagaimana nasibnya), Viar asal Semarang Jawa Tengah, MAK (Mitra Andalan Kalasan) asal Kalasan, Yogyakarta, Happy asal Jawa Timur dan Bosowa asal Sulawesi Selatan yang dimiliki keluarga wakil presiden kita, Yusuf Kalla. Sayangnya banyak orang yang tidak tahu kalau merk merk diatas merupakan merk motor Indonesia. Kebanyakan menganggap merk motor diatas hanyalah merk mocin pada umumnya (walaupun memang hampir semua merk lokal mengambil basisnya dari motor cina hasil kloning motor terkenal seperti C series atau GL Seriesnya Honda). Lebih parahnya lagi masih sangat banyak orang Indonesia anti mamakai motor motor lokal walaupun tahu akan kualitasnya.

Berbanding terbalik di India diamana motor lokal India seperti Hero, Bajaj, TVS, Mahindra begitu diminati dan bahkan penjualannya bisa melebihi pabrikan raksasa seperti Honda. Tidak hanya bersaing di penjualan, pabrikan asal India bernama Mahindra bahkan sudah ikut berkompetisi di ajang Moto 3 dengan nama tim Mahindra Racing. Padahal seperti yang kita ketahui, kunci untuk bisa berkompetisi di ajang balap motor prototype seperti Moto 3 adalah kemampuan penguasaan teknologi. Contoh tim Repsol Honda dan Movistar Yamaha Factory Racing di ajang Moto GP yang bisa terus bersaing dan bahkan terus menang dengan berbagai macam aturan yang boleh dibilang merugikan kedua tim tersebut.

Pertanyaanya kini mengapa motor lokal seperti kurang diminati masyarakat? menurut saya sendiri ada beberapa hal yang mengakibatkan orang ogah memiliki motor lokal seperti :

Kebanyakan orang Indonesia masih brand minded

Coba tanyakan pada orang yang naik motor Honda dijalan, kenapa mereka lebih memilih naik motor Honda yang harganya lebih mahal dengan fitur yang (kadang) bisa dibilang kalah dengan kompetitor. Kebanyakan pasti menjawab karena merknya Honda. Apakah sifat orang indonesia yang brand minded ini bisa diubah? jawabannya pastinya bisa. Jaman dulu (tahun 1950 dan 1960an) orang mengenal merk mobil asal Amerika seperti Chevrolet, Ford, dan Dodge yang menguasai jalanan Indonesia sama seperti Toyota yang menguasai jalanan Indonesia saat ini. Padahal pada awal tahun 1970an ketika pabrikan Jepang mulai masuk pasar Indonesia terjadi peristiwa Malari dimana orang benci terhadap Jepang sampai sampai tiap ketemu mobil Jepang pasti dibakar ditempat. Tapi entah mengapa mulai tahun 1980an (saya belum lahir :mrgreen: )mobil Jepang mulai mendominasi jalanan Indonesia sampai sekarang.

Kekhawatiran akan layanan purna jual

Banyak orang Indonesia yang memiliki ‘otak bisnis’. Sebelum membeli motor pastikan terlebih dahulu harga jual kembalinya nantinya tetap tinggi. Selain itu banyak orang yang memikirkan ketersediaan part nantinya ketika sudah waktunya ganti atau ada kerusakan. Anehnya dulu sebelum Kawasaki menjual Ninja 250nya yang fenomenal, Kawasaki hanya dikenal sebagai produsen motor Jepang yang motor hasil produksinya  dijual lagi susah padahal harga murah, sparepart langka dan kalau adapun mahal. Namun sekarang banyak orang yang malah mendambakan motor yang mempunyai julukan geng ijo ini.

Motor lokal minim inovasi

Kebanyakan motor lokal memiliki bentuk dan teknologi yang sama dengan motor cina. Hal ini membuat banyak orang merasa motor lokal mempunyai kualitas yang buruk karena kualitas motor cina yang dianggap buruk oleh orang Indonesia. Belakangan ini beberapa pabrikan motor lokal sudah berinovasi seperti Viar yang membuat motor roda 3 dan trail Cross X yang sudah sering dibahas di blog otomotif besar dengan tanggapan yang positif atau MAK yang membuat motor standar Eropa.

Kurangnya promosi

Masih banyak orang Indonesia yang tidak tahu kalau bangsanya sendiri sudah punya merk motor sendiri. Hanya segelintir orang yang mau membaca dan mencari informasi saja yang tahu kalau Indonesia punya merk motor sendiri. Andai saja marketing motor lokal sama seperti sales Honda atau Yamaha yang menjajakan motor sampai mulutnya berbusa karena dikejar target jutaan unit pertahun 🙄

Dan mungkin masih banyak lagi

Kedepannya semoga slogan “Cintailah Produk Produk Indonesia” seperti yang diucapkan bos Maspion Alim Markus dan Titiek Puspa di iklan televisi menjadi kenyataan dan bukan hanya menjadi slogan yang hanya akan terus diucapkan di iklan televisi.

2 thoughts on “Opini : Kenapa Industri Sepeda Motor Lokal Indonesia Kurang Berkembang

Tinggalkan komentar