Hati-hati Memberi ke Pengemis bisa dipenjara

Nemu gambar ini di sebuah grup FB

10923527_773341596081456_1511098924342315625_nSemua orang yang pernah ke Jogja pasti pernah merasakan ramahnya masyarakat Daerah Istimewa ini. Budaya masyarakat Jogja yang terkenal ramah, murah senyum dan suka menolong sesama (walaupun saat ini sudah mulai luntur) kadang sering dimanfaatkan oknum untuk meraup keuntungan. Ane sendiri pernah didatangi orang yang menawarkan bubuk abate (kasusnya seperti pada thread kaskus ini). Ketika diberi ane dimintai sejumlah uang (5000 per bungkus kecil. padahal kalau mau di puskesmas cukup 2000 dan ukurannya jauh lebih besar) ane tanyain ada ijin RT/RW tidak mereka malah mengelak dengan bicara ngalor ngidul 😦 diperparah ane dipaksa beli 3 (total jadi 15000). Bagi sebagian orang mungkin 15000 itu kecil, tapi coba bayangkan jika berhasil menawarkan abate kecil itu ke 50 orang saja kan sudah lumayan.

Terus hubungannya sama pengemis apaan? jadi begini, sudah 2 kali saya didatangi orang seperti itu dan biasanya rasa curiga saya timbul karena biasanya hal hal seperti ini sudah dikoordinir. Sama seperti kebanyakan pengemis sekarang yang mengemis bukan karena terpaksa namun karena sudah menjadi profesi. Bahkan sudah banyak diberitakan orang bisa naek mobil kelas medium (kayak CRV, Pajero Sport) hanya dari hasil memelas ke orang lain. Dan jujur saya malu sama turis asing yang sedang berlibur di Jogjakarta karena banyaknya pengemis bisa saja memunculkan pandangan negatif yang mungkin saja berdampak ke image jogjakarta itu sendiri sebagai tempat wisata.

Ada baiknya jika ingin memberi bantuan ke sesama lebih baik memberi melalui badan amal yang dipercaya, tempat ibadah, memberi langsung ke orang yang benar benar membutuhkan (tetangga yg kurang mampu misalnya) atau mungkin bisa meniru seperti komik dibawah ini.

Credit: Komik Jakarta

Credit: Komik Jakarta